Satu lagi pemain asal Indonesia yang mencoba untuk
memulai karir sepakbola profesional di Eropa. Dia adalah Gavin Kwan Adsit,
mantan pemain Tim Nasional Indonesia U16 yang saat ini bergabung dengan Genova
International School of Soccer (GISS) di Italia.
Gavin Kwan Adsit lahir pada tanggal 5 April 1996 di Bali. Tumbuh dan besar di
Bali, Gavin memulai bermain sepakbola sejak berusia 3 tahun dan bergabung
dengan klub lokal setempat pada usia 7 tahun. Kegemaran Gavin pada sepakbola
didukung penuh oleh seluruh anggota keluarganya yang juga penggila olah raga
kulit bundar itu. Sang ayah bahkan sempat aktif bermain sepakbola semasa masih
tinggal di Amerika Serikat.
Klub pertama pemain yang memiliki ibu asal Mojokerto serta ayah asal Amerika
Serikat itu bernama Bali Bulldogs dimana mayoritas para pemainnya terdiri dari
anak - anak keturunan Indonesia. Di klub itu, Gavin dilatih oleh Kenny Latham,
mantan pemain Livepool pada awal 1990-an.
Pada usia 9 tahun, ia kemudian bergabung dengan Canggu Club All Stars yang
dibentuk dan dilatih oleh pelatih asal Austria yang juga mantan asisten pelatih
Tim Nasional Indonesia, Wolfgang Pikal. Di klub tersebut, Gavin serta beberapa
anak lain diberikan beasiswa oleh Wolfgang yang pada saat itu belum menjadi
bagian staff kepelatihan Tim Nasional Indonesia untuk dapat terus bermain dan
berlatih di Canggu Club.
Di klub itu, Gavin serta pemain lain berlatih sebanyak empat kali dalam
seminggu dan bertanding dalam sebuah kejuaraan mini setiap bulannya dimana ia
kerap tampil sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik kejuaraan. Pada
usia 12 tahun, Gavin kemudian dilatih oleh Musa Kallon yang menggantikan Wolfgang
Pikal yang memutuskan untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia. Selama
empat tahun, ia dilatih oleh saudara kandung mantan pemain Internazionale
Milano FC, Mohammed Kallon itu.
Gavin mulai mengikuti kejuaaran di luar negeri setelah terpilih menjadi bagian
Tim Nasional U13 yang bertanding di Yamaha Cup. Di Tim Nasional U13, ia menjadi
satu - satunya pemain asal Bali yang terpilih dan kemudian mengikuti Training
Camp (TC) di Jakarta dan Bogor.
Saat berusia 14 tahun, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau
sayap kanan itu mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Lee Hakwins,
mantan pemain Southampton FC yang juga menjabat sebagai direktur Asian Soccer
Academy di kawasan Asia. Pada kejuaraan itu, Gavin memperoleh dua gelar pemain
terbaik secara berturut - turut.
Dengan pencapaiannya tersebut, Lee Hawkins kemudian mengirim Gavin untuk
bermain dan berlatih dengan klub Preston North End di Inggris selama satu
bulan. Bersama klub itu, ia bermain menghadapi Manchester United di Carrington
serta Everton di Finch Farm, markas klub asal kota Liverpool itu. Setelah satu
bulan berada di Inggris, ia kemudian kembali ke Indonesia dan bermain untuk
Persekaba Badung dan Perseden Denpasar.
Di klub asal Bali itu, ia mendapatkan kontak dengan Ganesha Putra, direktur
akademi sepakbola Villa 2000. Setelahnya, sulung dari tiga bersaudara ini
kemudian bermain di Garuda Cup serta Manchester United Premier Cup bersama
Villa 2000.
Pada usia 15 tahun, Gavin mengikuti seleksi Milan Junior Camp di Bali dimana ia
terpilih dalam 18 pemain yang berangkat untuk bertanding mengikuti kejuaraaan
di Milan setelah melalui proses seleksi yang diikuti oleh sekitar 900 pemain.
Setelah mengikuti beberapa kejuaraan baik nasional ataupun internasional,
kualitasnya kemudian mulai dikenal dan dipantau oleh beberapa pelatih yang
membuatnya terpilih untuk membela Tim Nasional U16 dan bertanding dalam
kualifikasi Piala Asia yang digelar di Thailand.
Yang menonjol dari kualitas Gavin adalah tendangan keras serta kecerdasanya
dalam menguasai bola sekaligus pergerakan tanpa bolanya. Ia juga merupakan
seorang pemain dengan tipikal permainan sepakbola modern yang tidak terlalu
lama menguasai bola dan rajin bergerak.
Pada awal tahun ini, ia kembali dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional U17
yang turun bertanding di Hongkong International Youth Football Invitation
Tournament, sayangnya pada saat itu ia tidak dapat bergabung dikarenakan tengah
menghadapi ujian sekolah. Beberapa bulan berikutnya, ia bergabung dengan Timnas
U17 yang melakukan ujicoba di Gorontalo dan Malaysia. Di Malaysia, ia menjadi
salah satu pemain yang turut membawa Indonesia menumbangkan Tim Nasional Arab
Saudi U17 dengan skor 2-1.
Beberapa minggu kemudian, Gavin kemudian memutuskan untuk terbang ke Milan dan
bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) yang bermarkas di
Ovada. Bersama GISS, Gavin akan bergabung selama 3 bulan dan mengikuti beberapa
trial dengan sejumlah klub yang ada di Eropa.
"Saya akan tinggal disini hingga 15 Desember mendatang, pemain muda yang
ada disini mendapatkan kontrak dari seluruh Eropa, GISS akan mengirim pemain
untuk mengikuti sejumlah trial dengan beberapa klub yang dipertimbangkan akan
cocok dengan gaya bermain kamu serta kewarganegaraan pemain bersangkutan juga
menjadi salah satu pertimbangan mereka," jelas Gavin.
"Karena saya tidak memiliki paspor Eropa sehingga saya tidak bisa bermain
untuk klub asal Italia, Inggris atau sebagainya, akan tetapi saya dapat bermain
di Hungaria, Romania dan negara - negara yang tidak termasuk dalam negara Uni
Eropa. Bermain disana selama 12 bulan dan setelah memperoleh visa kerja, saya
akan dapat bermain untuk tim manapun di Eropa," lanjutnya.
Di GISS, ia berlatih setiap hari selama dua kali atau terkadang tiga kali dan
bertanding dalam sebuah ujicoba setiap minggunya. Salah satu pertandingan
ujicoba yang telah ia jalani adalah saat ia bertanding menghadapi Juventus
Academy dimana pada pertandingan ujicoba yang digelar di markas klub Juventus
itu dimenangkan oleh GISS dengan skor 3-1.
"Pertandingan menghadapi Juventus adalah pengalaman bagus, kami menghadapi
tim Juventus yang satu tahun lebih muda daripada kami, akan tetapi hal tersebut
adalah tetap sebuah ujian. Pada hari Sabtu, kami akan bermain menghadapi tim
Primavera Juventus, itu akan jadi pertandingan yang sulit. Tapi tidak terlalu
penting nama atau logo klubnya, terkadang klub asal Serie B jauh lebih kuat dan
lebih baik dari klub Serie A," ungkap Gavin.
Di Italia, ia juga menceritakan bagaimana ia dilatih sebagaimana layaknya
seorang professional. Berat badan ditimbang setiap minggunya, tidak boleh
mengkonsumsi makanan yang berasal dari luar, dan sebagainya.
Selain cita - citanya untuk dapat bermain secara profesional di Eropa, bermain
untuk Tim Nasional Indonesia merupakan salah satu impian yang juga ingin ia
raih.
"Itu akan jadi lebih dari sebuah kebanggaan untuk dapat mewakili Indonesia
di level senior, secara khususnya saat saya melihat Indonesia memiliki peluang
tampil di Piala Dunia nantinya. Saya mencintai Indonesia lebih dari negara
manapun. Saya ingin melihat Indonesia tampil di Piala Dunia,"
pungkasnya.[indonesiatalent][vrp/SBI]