Jumat, 22 Februari 2013

Gavin Kwan Adsit, Mantan Pemain Timnas U16 Coba Tapaki Karir Profesional Di Eropa

Satu lagi pemain asal Indonesia yang mencoba untuk memulai karir sepakbola profesional di Eropa. Dia adalah Gavin Kwan Adsit, mantan pemain Tim Nasional Indonesia U16 yang saat ini bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) di Italia.

Gavin Kwan Adsit lahir pada tanggal 5 April 1996 di Bali. Tumbuh dan besar di Bali, Gavin memulai bermain sepakbola sejak berusia 3 tahun dan bergabung dengan klub lokal setempat pada usia 7 tahun. Kegemaran Gavin pada sepakbola didukung penuh oleh seluruh anggota keluarganya yang juga penggila olah raga kulit bundar itu. Sang ayah bahkan sempat aktif bermain sepakbola semasa masih tinggal di Amerika Serikat.

Klub pertama pemain yang memiliki ibu asal Mojokerto serta ayah asal Amerika Serikat itu bernama Bali Bulldogs dimana mayoritas para pemainnya terdiri dari anak - anak keturunan Indonesia. Di klub itu, Gavin dilatih oleh Kenny Latham, mantan pemain Livepool pada awal 1990-an.

Pada usia 9 tahun, ia kemudian bergabung dengan Canggu Club All Stars yang dibentuk dan dilatih oleh pelatih asal Austria yang juga mantan asisten pelatih Tim Nasional Indonesia, Wolfgang Pikal. Di klub tersebut, Gavin serta beberapa anak lain diberikan beasiswa oleh Wolfgang yang pada saat itu belum menjadi bagian staff kepelatihan Tim Nasional Indonesia untuk dapat terus bermain dan berlatih di Canggu Club.

Di klub itu, Gavin serta pemain lain berlatih sebanyak empat kali dalam seminggu dan bertanding dalam sebuah kejuaraan mini setiap bulannya dimana ia kerap tampil sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik kejuaraan. Pada usia 12 tahun, Gavin kemudian dilatih oleh Musa Kallon yang menggantikan Wolfgang Pikal yang memutuskan untuk bergabung dengan Tim Nasional Indonesia. Selama empat tahun, ia dilatih oleh saudara kandung mantan pemain Internazionale Milano FC, Mohammed Kallon itu.

Gavin mulai mengikuti kejuaaran di luar negeri setelah terpilih menjadi bagian Tim Nasional U13 yang bertanding di Yamaha Cup. Di Tim Nasional U13, ia menjadi satu - satunya pemain asal Bali yang terpilih dan kemudian mengikuti Training Camp (TC) di Jakarta dan Bogor.

Saat berusia 14 tahun, pemain yang berposisi sebagai gelandang serang atau sayap kanan itu mengikuti kejuaraan yang diselenggarakan oleh Lee Hakwins, mantan pemain Southampton FC yang juga menjabat sebagai direktur Asian Soccer Academy di kawasan Asia. Pada kejuaraan itu, Gavin memperoleh dua gelar pemain terbaik secara berturut - turut.

Dengan pencapaiannya tersebut, Lee Hawkins kemudian mengirim Gavin untuk bermain dan berlatih dengan klub Preston North End di Inggris selama satu bulan. Bersama klub itu, ia bermain menghadapi Manchester United di Carrington serta Everton di Finch Farm, markas klub asal kota Liverpool itu. Setelah satu bulan berada di Inggris, ia kemudian kembali ke Indonesia dan bermain untuk Persekaba Badung dan Perseden Denpasar.

Di klub asal Bali itu, ia mendapatkan kontak dengan Ganesha Putra, direktur akademi sepakbola Villa 2000. Setelahnya, sulung dari tiga bersaudara ini kemudian bermain di Garuda Cup serta Manchester United Premier Cup bersama Villa 2000.

Pada usia 15 tahun, Gavin mengikuti seleksi Milan Junior Camp di Bali dimana ia terpilih dalam 18 pemain yang berangkat untuk bertanding mengikuti kejuaraaan di Milan setelah melalui proses seleksi yang diikuti oleh sekitar 900 pemain. Setelah mengikuti beberapa kejuaraan baik nasional ataupun internasional, kualitasnya kemudian mulai dikenal dan dipantau oleh beberapa pelatih yang membuatnya terpilih untuk membela Tim Nasional U16 dan bertanding dalam kualifikasi Piala Asia yang digelar di Thailand.

Yang menonjol dari kualitas Gavin adalah tendangan keras serta kecerdasanya dalam menguasai bola sekaligus pergerakan tanpa bolanya. Ia juga merupakan seorang pemain dengan tipikal permainan sepakbola modern yang tidak terlalu lama menguasai bola dan rajin bergerak.

Pada awal tahun ini, ia kembali dipanggil untuk memperkuat Tim Nasional U17 yang turun bertanding di Hongkong International Youth Football Invitation Tournament, sayangnya pada saat itu ia tidak dapat bergabung dikarenakan tengah menghadapi ujian sekolah. Beberapa bulan berikutnya, ia bergabung dengan Timnas U17 yang melakukan ujicoba di Gorontalo dan Malaysia. Di Malaysia, ia menjadi salah satu pemain yang turut membawa Indonesia menumbangkan Tim Nasional Arab Saudi U17 dengan skor 2-1.

Beberapa minggu kemudian, Gavin kemudian memutuskan untuk terbang ke Milan dan bergabung dengan Genova International School of Soccer (GISS) yang bermarkas di Ovada. Bersama GISS, Gavin akan bergabung selama 3 bulan dan mengikuti beberapa trial dengan sejumlah klub yang ada di Eropa.

"Saya akan tinggal disini hingga 15 Desember mendatang, pemain muda yang ada disini mendapatkan kontrak dari seluruh Eropa, GISS akan mengirim pemain untuk mengikuti sejumlah trial dengan beberapa klub yang dipertimbangkan akan cocok dengan gaya bermain kamu serta kewarganegaraan pemain bersangkutan juga menjadi salah satu pertimbangan mereka," jelas Gavin.

"Karena saya tidak memiliki paspor Eropa sehingga saya tidak bisa bermain untuk klub asal Italia, Inggris atau sebagainya, akan tetapi saya dapat bermain di Hungaria, Romania dan negara - negara yang tidak termasuk dalam negara Uni Eropa. Bermain disana selama 12 bulan dan setelah memperoleh visa kerja, saya akan dapat bermain untuk tim manapun di Eropa," lanjutnya.

Di GISS, ia berlatih setiap hari selama dua kali atau terkadang tiga kali dan bertanding dalam sebuah ujicoba setiap minggunya. Salah satu pertandingan ujicoba yang telah ia jalani adalah saat ia bertanding menghadapi Juventus Academy dimana pada pertandingan ujicoba yang digelar di markas klub Juventus itu dimenangkan oleh GISS dengan skor 3-1.

"Pertandingan menghadapi Juventus adalah pengalaman bagus, kami menghadapi tim Juventus yang satu tahun lebih muda daripada kami, akan tetapi hal tersebut adalah tetap sebuah ujian. Pada hari Sabtu, kami akan bermain menghadapi tim Primavera Juventus, itu akan jadi pertandingan yang sulit. Tapi tidak terlalu penting nama atau logo klubnya, terkadang klub asal Serie B jauh lebih kuat dan lebih baik dari klub Serie A," ungkap Gavin.

Di Italia, ia juga menceritakan bagaimana ia dilatih sebagaimana layaknya seorang professional. Berat badan ditimbang setiap minggunya, tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berasal dari luar, dan sebagainya.

Selain cita - citanya untuk dapat bermain secara profesional di Eropa, bermain untuk Tim Nasional Indonesia merupakan salah satu impian yang juga ingin ia raih.

"Itu akan jadi lebih dari sebuah kebanggaan untuk dapat mewakili Indonesia di level senior, secara khususnya saat saya melihat Indonesia memiliki peluang tampil di Piala Dunia nantinya. Saya mencintai Indonesia lebih dari negara manapun. Saya ingin melihat Indonesia tampil di Piala Dunia," pungkasnya.[indonesiatalent][vrp/SBI]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar